Selasa, 11 Mei 2010

[MEMUNGUTI MIMPI, VERSI II]

Seringan nyanyian gerimis ke hati
cahaya lampu membuka jendela,
yang dinanti hanyalah kata-kata.

Sayap kekasih mengapung setia
memberikan pancaran doa-doa
menghiasi harum wengi lestari.

Sunyi, pastikan degupan dada
membidik bintang berguguran
memunguti mimpi dan harapan.

Meneguk angin fajar menyergap
menjilati langit gemuruh awan,
menumpahkan ombak menikam:

Aku yang selalu mencumbui puisi
tidak rela lepas sebelum kata-kata
menyunggi beban seribu penantian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.