Jumat, 07 Mei 2010

[SERAUT BAYANG LUKISAN]

Kupu-kupu ke puncak biru
bila tengah malam tiba
kerlip kunang-kunang,
jika lelah beterbangan
sayap cahayanya padam.

Mata penjajah berkedipan pandang
buah bergelantung di pinggiran jalan
menanjaki udara tawarkan kenangan,
bertiduran melamun awan menggulung
melipat pucuk pinus sedingin pebukitan.

Barisan bangau merapatkan kesedihan ditinggalkan musim
kabut memanggil diajak menuruni lembah ngarai mata air
gemerincing melonjaki batu-batu mengaliri petak sawah,
merasuk persendian jiwa karang lepas disapu gelombang
bunga-bunga terhanyut berlayar terhempas pada pantai.

Keringat menguap memanggang pundak,
suara tersuling membumbung ke angkasa
diikuti pusaran angin ke pegunungan badai
menitipkan kabut perawan ke pucuk-pucuk.

Hawa malam mengelus kulit tipis gemetaran,
bara percakapan api di relung gelap berulang
di sebelah senyuman terkumpul tali keraguan.

Membenamkan dada bulan
bintang berdegup meriap
hilang kuas bebulu kuda
seraut bayang di lukisan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.