Senin, 07 Juni 2010

[WARUNG KOPI DI HUTAN NGAWI II]

Di kepung hutan belantara
pepohon kering meranggas
:
tangkai kemarau rontok sudah
taburkan debu-debu memucat
di jalanan berliku pilu sunyinya.

Tiap kali tergilas roda-roda masa
daun-daun berhamburan menyala
:
menari-nari menuju pinggir kaki
berkidung-kidung sedih pertiwi.

Di sebalik mendung temaram
aku memesan segelas wedang
: manis kental panas menguap.

Seorang gadis terhempas melirik
bawakan cawan di ujung geretan:
api tersulut, jantungnya blingsatan.

Melewati jendela terbuka, kupandang
musim gugur menanti mekar bunga:
berharap hijau daun kembali di mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.