Untuk Haifa Puspita Surya Dewi
Simaklah syair wahai putri
suara kisah tentang diri ini
terasa sudah saat sendiri
di Denanyar penjara suci.
Tak jauh dari Jombang kota,
di embong miring ada cerita
disinari bulan separuh rata
di sanalah pokok legenda.
Seorang gadis ayu permai jelita,
rambut tergerai anggun mahkota
aku berbondong menghampirinya,
sambil membawa setangkai cinta.
Bibirnya mengatup suatu hari
jawaban lembut laksana peri,
bijaksananya serupa Srikandi
ucap terlambat sebelum pergi.
Jiwaku tak bisa berkata-kata
sukmaku diam seribu bahasa
mendengar tutur sang juwita,
aku terimalah kenyataan luka.
Puspita Surya Dewi sebutannya
banyak yang tahu kian ke sana
cantik manis memikat hati
mata menawan tiap lelaki.
Ini sajak pertamaku padamu
sedurung tinggalkan kotamu,
bacalah kidungan permai ini
untuk kenal bayang sendiri.
Diriku ke Jogja perdalam seni
menggurit waktu kian misteri,
menambah tebal asalnya rindu
yang berlalu biarlah bayu setuju.
Menterjemah-jamah ruh tubuh
melampiaskan takdir kaweruh
lantaran tetap tidak berjodoh
berpisah sudahlah sayangku.
Tinggal kenang di ujung ingatan
aku menjelma diri petanda jaman
dan kau menjadi ibunda kegaiban,
segalanya mengalirkan denyutan.
Kasih sayang bersayaplah pantai
laut berbilang kepak gelombang,
aku mewujud rindu gentayangan
antara mereka pendam cemburu.
Simaklah ini kembali Dewiku
aku tambahkan berpantulan,
agar tak habis ditelan malam
tak busuk dimakan kesiangan.
Harus aku jujur kepadamu
kalbuku berkembang lara,
sebab waktu mencabik usia
meradang samping wanita.
Tuhan perbuat segalanya
aku tertunduk takdir-Nya,
berlari-lari menjemput kau
sampai keringat habis cerai.
Kalau kau sesiulan bayu
hisaplah kelembutanku,
itu milikmu jua. Melumati dunia
dengan kenyataan pahit sejarah.
Jikalau kau air telaga desamu
biarkan aku gelembung udara
pun tiada pelangi di sana
penyair memperolehnya.
Denanyar 1994
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
A Mustofa Bisri
Abdul Hadi W.M.
Afrizal Malna
Andong Buku #3
Antologi Sarang Ruh
Arie Yani
Arti Bumi Intaran
Bentara Budaya Yogyakarta
Berita Utama
Brunel University
Brunel University London
Catatan
Chairil Anwar
Cover Buku Kritik Sastra
Dami N. Toda
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eka Budianta
Esai
Filsafat
G.W.F. Hegel
Hamzah Fansuri
Hari Puisi Indonesia
Ibnu Khaldun
Ibnu Wahyudi
Ignas Kleden
Imam Al-Ghazali
Iskandar Noe
Kasparov
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Penulis Katolik Deo Gratias
Kritik Sastra
Kumpulan Esai Kritik Sastra
Lord Byron
M. Yoesoef
Maman S Mahayana
Maman S. Mahayana
Marhalim Zaini
Mark R. Woodward
Membongkar Mitos Kesusastraan Indonesia
Mohammad Yamin
Mts Putra-Putri Simo-Sungelebak
Murnierida Pram
Nietzsche
Nigel Short
novel sejarah
Nurel Javissyarqi
Obrolan
Orasi Budaya Akhir Tahun 2018
P.J. Zoetmulder
PDS. H.B. Jassin
Peribahasa
Puisi
Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin
PUstaka puJAngga
R. Ng. Ronggowarsito
Sanggar Teater Jerit
Sapardi Djoko Damono
Sekolah Literasi Gratis STKIP PGRI Ponorogo
Sihar Ramses Simatupang
Siwi Dwi Saputro
Sofyan RH. Zaid
Sumpah Pemuda
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Sutan Takdir Alisjahbana
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Taufiq Ismail
Umar Junus
Universitas Indonesia
Veronika Ninik
Video
William Shakespeare
Wislawa Dewi
Y.B Mangunwijaya
YouTube
Isi Kandungan Buku Kritik Sastra
- ** Mulanya #
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (I)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (II)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (III)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (IV)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (V)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (VI)
- Menggugat Tanggung Jawab Kepenyairan Sutardji Calzoum Bachri (VII)
- # Akhirnya *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.