Nurel Javissyarqi
(kupasan kedua dari paragraf kedua, lewat
esainya Dr. Ignas Kleden)
Alibi, bukan sosok gagasan atau
bayangannya pun bukan anak kembaran, tapi duplikat,
palsu, plagiat. Alibi, bukan cahaya
atau yang ditempainya, namun arsip bodong yang sengaja
mencipta penggandaan semu, mengada sedari perkiraan yang direka-reka
keberadaanya demi memperkuat nafsu yang tidak terlaksana.
Tubuh alibi menempati ruang asing yang
tidak berpijak pada detikan debu, namun ianya tetap mengusahakan dirinya demi dihayati kedudukannya sebagai materi, dengan
membikin hukum kausalitas akal-akalan. Mereka terus memposisikan ada yang bukan di seberang jalan, tetapi di ladang kosong di
sebaliknya. Kala bersikeras melacaknya sampai ke dasar
tragedi, tidak ada alam puitik kecuali hampa atau tidak berlandaskan kenyataan. Di sana, tipuannya mudah diungkap sedari kecerdikannya, tersebab menempati ruang-ruang di kelas yang dangkal.